Thursday, April 14, 2016

Eco Bag

Buletin Craftalova sudah memasuki edisi ke-3. Alhamdulillah bisa berjalan sejauh ini dan semuanya berjalan lancar. Di edisi ke-3 ini, tim redaksi mendapatkan tugas untuk membuat Eco bag (tas belanja yang ramah lingkungan). Sejalan dengan himbauan pemerintah yang ingin mengurangi sampah plastik.

 Sejak plastik dikenakan bayaran bagi setiap pembeli barang kebutuhan di supermarket, Eco bag langsung menjadi trending topic. Para crafter langsung sibuk berlomba-lomba membuat Eco bag. Ada yang membuatnya dari kaos bekas, ada yang membuatnya dari karung terigu bekas, dll. ada yang membuatnya untuk keperluan pribadi, banyak pula yang membuatnya untuk dijual. Yang pasti, bagi para crafter, selalu ada celah untuk membuat suatu karya yang bermanfaat di setiap keadaan.


Ini adalah Eco Bag buatanku. Menggunakan Kain blacu warna putih dengan kombinasi kain denim, Dengan aplikasi huruf M dari kain perca sisa membuat gamis. 


Dan ini bagian belakangnya. kombinasi kain denim di tengah dengan aplikasi kancing yang membentuk Hati. 

Tutorial Membuat Kantung Retsleting

Keindahan sebuah tas, tidak hanya dilihat dari fisik bagian luarnya saja, kondisi fisik bagian dalam tas juga harus diperhatikan nilai estetikanya. Tidak akan sempurna sebuah tas jika luarnya sudah bagus, tapi ternyata bagian dalamnya kosong melompong tanpa kantung atau acak kadul. Customer pasti tidak akan membelinya.

Lalu bagaiman menyempurnakan bagian dalam tas sehingga terlihat sama bagusnya dengan bagian luarnya? berikut adalah salah satu tipsnya, yaitu dengan menambahkan kantung. Kantung di bagian dalam tas umumnya ada 2 macam. Ada kantung yang beretsleting, ada juga kantung hp. Kali ini saya akan memperlihatkan cara membuat kantung retsleting di bagian dalam tas.

1. Bahan-bahan yang diperlukan :  


(1) Kain kanvas ukuran 25 x 40 cm
(2) Staplek ukuran 4 x 21 cm
(3) Kain Blacu ukuran 21 x 30 cm
(4) Retsleting 20 cm
(5) Benang Jahit
(6) Pinsil 
(7) Gunting
(8) Meteran

2. 

Tempelkan staplek pada kain belacu. Tempelkan di bagian yang berukuran 21 cm. 

3. 

Setrika staplek. 

4. 

Buat gambar seperti ini pada staplek. Jarak antara garis yang hitam dan merah = 0,5 cm, panjangnya +/- 17 cm.  Nantinya garis yang berwarna hitam yang akan di jahit, dan garis yang berwarna merah yang akan digunting. 

5. 

Lalu hadapkan pada kain kanvasnya. Bagian yang ada stapleknya menghadap ke atas dan bagian baik pada kain kanvas juga menghadap ke atas. 

6. 

Jahit mengikuti garis yang berwarna hitam.

7. 

Gunting bagian yang berwarna merah 

8. 

Lalu masukkan kain belacu dari lubang yang telah dibuat tadi. 

9. 

Seperti ini hasilnya lalu setrika agar rapih.  

10. 

Pasangkan retsleting ke dalam lubang tersebut. Sematkan dengan jarum pentul. 

11. 

Lalu jahit jelujur, agar retsleting tidak lari kemana-mana saat di jahit. Ingat! jelujur bagian bawahnya saja terlebih dahulu. 

12. 

Jahit menggunakan zipper foot. Jahit mengikuti jahitan jelujur tadi. 

13. 


Setelah selesai, balik kain lalu lipat kain belacu ke atas, samakan ujungnya. Sematkan dengan jarum pentul.

14. 

Jelujur kembali bagian atasnya, agar retsleting tidak lari kemana-mana saat dijahit.

15. 

Jahit perlahan-lahan mengikuti jahitan jelujur. jangan lupa jahit juga bagian kanan dan kirinya. 

16. 

Setelah selesai menjahit bagian luar, selesaikan bagian dalamnya dengan menjahit bagian yang masih terbuka. 

17. 

Selesai.


Tuesday, April 12, 2016

Sewing Dictionary


Usahakan agar anda benar-benar paham tentang dunia jahit menjahit, baik alat2nya maupun aksesoris yang ingin anda beli,  sebelum anda pergi ke toko peralatan jahit dan meminta penjaga tokonya mengambilkannya untuk anda.

Jangan sampai terjadi hal yang saya alami dulu. Suatu hari, setelah melihat blog salah satu penjahit asing, saya berencana untuk membeli perlengkapan yang tertulis di sana. Tanpa bertanya dulu kepada orang yang lebih paham tentang barang2 terebut dan istilahnya dalam bahasa Indonesia, sayapun langsung dengan pedenya pergi ke toko peralatan jahit. Saya katakan pada penjaga tokonya "saya minta bias tape" dan sang penjaga toko terbengong-bengong tak mengerti dengan permintaan saya. Saat itu saya berfikir apa saya salah eja, atau memang beda sebutannya kalau di sini? Akhirnya saya terangkan "itu loh pak yang buat diujung lengan sama buat leher." Lalu kata penjaga tokonya "oo...bisban toh, bilang dong neng." Eaalaaah mana saya tau kalau sebutannya berbeda di sini. Padahal pada label plastik barang tersebut tertulis dengan jelas: BIAS TAPE.

Karena itu perlu diperhatikan dengan seksama sebutan atau istilah2 asing dalam menjahit.

Baste = Jahit jelujur. Atau cara menjahit tanpa menguncinya
Bias tape = Bisban (pita untuk leher dan ujung lengan dan celana)
Crochet = Merenda
Embroidery = Bordir
Fusible fleece = Busa (Dakon, busa angin, busa ati)
Hem = (melipat 2 kali ujung lengan dan ujung celana)
Interfacing= kertas/kain keras (staplek, viselin)
Jersey = bahan kaos / yang melar
Knit = bahan kaos / yang melar
Knitting = Merajut
Lining = Daleman / Furing
Pattern = Pola
Ribbon = Pita
Seam Allowance = Kampuh ( jarak antara ujung kain dengan jahitan)
Seam Ripper = Pendedel
Serger/overlock = Mesin obras
Stitch = jahitan
Tracing wheel = Rader

Sementara itulah istilah2 dalam menjahit. Akan terus saya update jika saya menemukan istilah2 baru.

Macam-Macam jarum jahit

Jarum mesin jahit memiliki berbagai macam tipe. Ada tipe jarum untuk menjahit bahan katun, biasanya bawaan mesin. Ada juga tipe jarum untuk menjahit bahan satin. Untuk bahan denim atau jeans berbeda juga tipe jarumnya. Maka mari kita bahas satu persatu.

Sumber : TatianaVidi Sewing Blog
                 Hobby menjahit Club
                 Feathersflights.com

foto dari pinterest

1. Jarum no. 9/10
Untuk bahan halus seperti: sutera, organdi, satin.
2. Jarum no. 11/80
Untuk bahan menengah seperti:  katun, linen
3. Jarum no.14/90
Untuk semi berat seperti: wool
4. Jarum no 16/100
Untuk bahan berat seperti: jeans, kanvas
5. Jarum no. 18/110
Untuk bahan super berat seperti : terpal, kain jok kursi

Nomer yang tertera menunjukkan ukuran dari negara mana. Ukuran yang lebih kecil adalah ukuran Amerika sedangkan yang lebih besar adalah ukuran Eropa. Tapi biasanya toko2 mesin jahit lebih mengenal ukuran Amerika. Ada berbagai merk jarum mesin jahit yang beredar di pasaran. Ini contoh2nya:

foto dari : Tatiana Vidi Sewing blog

foto dari : www.amazon.com

Selain jarum di atas ada juga jarum khusus. Misalnya :
> Twin Needle
Gunanya untuk menjahit bahan kaos ataupun menjahit hiasan.

foto dari: www.amazon.com

Twin needle juga memiliki berbagai macam ukuran yaitu: 70, 75, 80 dan 90.

> Ballpoint Needle
Gunanya untuk menjahit bahan2 strech/ melar. Misalnya: Bahan kaos, jersey. 

foto dari::www.amazon.com

Lalu kapan kita mengganti jarum? Yang paling baik adalah setelah kita mengerjakan 2-3 project.

Yak, itulah sekelumit pembahasan mengenai jarum mesin. Usahakan untuk menggunakan jarum yang tepat pada saat menjahit.

Monday, April 11, 2016

Sepatu Mesin Jahit (Presser Foot)

foto diambil dari sini 

Ada banyak macam dari sepatu mesin jahit. Ada :Walking foot, Quilting Foot, Rolled Hem Foot, Bias Tape Foot, Teflon foot, Ruffler foot, dan lain sebagainya.

Bagi penjahit, menginginkan untuk memiliki semua sepatu-sepatu tersebut tidaklah dilarang, hanya saja sesuaikan dengan kebutuhan kita. Jika kita hanya menjahit pakaian tidur anak atau baju-baju santai, tidak perlu memiliki semua sepatu-sepatu tersebut. Menurut saya, alih-alih daripada sibuk berbelanja sepatu, lebih baik meningkatkan kemampuan dalam menjahit. Sehingga kita akan berfikir berkali-kali dulu sebelum memutuskan untuk membeli sepatu jahit.

Tapi dari sekian banyak sepatu mesin jahit, sepatu yang paling dasar yang benar-benar harus dimiliki ada 4 macam, yaitu: zigzag foot, zipper foot, button hole foot, sepatu sebelah, sepatu semi obras. Berikut penjelasannya.

1. Zigzag Foot/ Standar Foot 
Sepatu jenis ini biasanya masuk dalam satu set pembelian mesin. Sepatu ini sangat penting, karena dengan sepatu ini kita bisa menjahit dengan tipe jahitan lurus, zigzag, menjahit di bahan tebal maupun tipis.
Foto Diambil dari sini

2. Zipper foot (sepatu retsleting) 
Untuk menjahit retsleting memang diperlukan sepatu khusus. Karena dengan Standar foot jahitan tidak bisa menjangkau ke dekat gerigi ziper. Sedangkan zipper foot bisa menjangkaunya, karena bagian bawah ziper foot agak naik ke atas sehingga bisa diletakkan di atas ziper.

Zipper Foot 

Sedangkan untuk menjahit retsleting jepang dibutuhkan sepatu yang berbeda lagi. Memang ditoko2 yang menjual aksesoris mesin jahit terdapat sepatu khusus retleting jepang, tapi jika dulu anda memiliki mesin jahit hitam konvensional, sepatu di bawah ini pastilah tidak asing lagi. Namanya Sepatu Sebelah. Sepatu sebelah ini bisa menjangkau ke tempat yang sangat dekat dengan dengan gerigi ziper, hingga retsleting tidak terlihat dari luar.

Sepatu Sebelah 

 3. Buttonhole Foot
Buttonhole foot

Dahulu, pada tipe mesin jahit konvensional, bila kita ingin membuat rumah kancing, yang kita lakukan adalah mengukur kancing pada kain yang ingin kita buat rumah kancingnya, lalu kain tersebut kita gunting seukuran kancing lalu setelah itu kita jahit pinggirannya. Namun sekarang, pada mesin jahit portable, hal tersebut tidak perlu kita lakukan lagi. Karena dengan sepatu rumah kancing, membuat rumah kancing bisa selesai dengan cepat. Yang perlu kita lakukan hanyalah tinggal mengganti sepatu pada mesin jahit, lalu letakkan kancing pada bagian ujung belakang sepatu, tandai kain yang ingin dibuat rumah kancing, lalu jahit. Viola.....rumah kancing dapat terbentuk sempurna.

4. Overlock Foot (Sepatu Semi Obras)



foto diambil dari sini

Jika anda memiliki mesin jahit portable, biasanya dilengkapi dengan aplikasi semi obras pada jenis jahitannya. Seperti ini :
Tetapi aplikasi ini, tidak akan bisa bekerja sempurna jika tidak dilengkapi dengan sepatu semi obras. Sepatu ini cukup berguna bagi penjahit pemula yang belum berfikir untuk melengkapi sewing room nya dengan mesin obras.

Itulah sedikit pembahasan mengenai sepatu mesin jahit.